Senin, 21 Juli 2008

Bunga ku

BUNGA
# ....... , . - . - , _ , .......bunga ini
......... ) ` - . . ' `( .......ku persembahkan
........ / . . . .`\ . . \ ........untuk
........ |. . . . . |. . .| ........yang terindah
......... \ . . . ./ . ./ .........
........... `=(\ /.=` .........walau
............. `-;`.-' ............tak'kan
............... `)| ... , ........nyata adanya
................ || _.-'| ........
............. ,_|| \_,/ ........ku yakin
....... , ..... \|| .' .............bintang pasti
....... |\ |\ ,. ||/ .............kan bersinar
.... ,..\` | /|.,|Y\, ............di dalam jiwa
..... '-...'-._..\||/ .............seseorang
......... _.-`Y| ..............
.............. ,_|| ...............semoga
................ \|| ...........bunga ini
................. || ..........dapat menerangkan
................. || ...........di setiap langkah
................. |/ ..........dan cita2mu...........
MOGA APA YANG MENJADI HARAPAN qt TERCAPAI.amiin yaa rob

Selasa, 20 Mei 2008

Not mine..!!!

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia
menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan
untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan
milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali
oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,

kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan
hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan
Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak
keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku
hanyalah untuk
beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan
keberuntungan sama saja"

(WS Rendra).